Story of Muzfa Ge Rozha
- Part 006 - Fadri DeJoker Raja Penyihir Biru -
Pada Episode Sebelumnya…
- Presiden GeTistar Rendy Andiwi akhirnya memasuki medan pertempuran dan berhasil melibas Tuan putri Mawardhika dan Jenderal Rhemond hanya dengan sekali serangan.
- Kemunculan Muzfa GeRozha bersama 12 rekannya yang berusaha menghentikan pertempuran seketika terhenti ketika sosok pemuda misterius berjuba merah dengan secepat kilat berhasil menebas tangan kanan Presiden GeTistar hingga terputus.
- Siapakah Sosok Pemuda misterius berjuba merah yang menyerang Presiden GeTistar dengan senjata pusaka Khawali?
- Setelah menghilang beberapa bulan, apa yang sebenarnya terjadi dengan Muzfa GeRozha dan ke 12 rekannya?
- Baca terus kelanjutan kisahnya hanya di “Story of Muzfa Ge Rozha” Pasukan Penyelamat Bumi dan Akhir Peradaban Ummat Manusia 9013 https://gerozha.blogspot.com/ ....
Story of Muzfa Ge Rozha
- Fadri DeJoker Raja Penyihir Biru -
Ge Rozha Edisi : 11 September 2017
Penulis : Andi Akbar Muzfa SH (Piymen Hukum)
Pemuda Misterius Berjuba Merah
Serangan kilat dari pemuda misterius berjubah merah berhasil menebas tangan kanan Presiden GeTistar Tuan rendy Andiwi hingga terputus. Dan ternyata sosok pemuda misterius itu adalah Tuan Asrul Gunawan Presiden GeBumi kakak kedua Jenderal Rhemond.
Beberapa pengawal khusus presiden GeBumi bergegas membawa Jenderal Rhemond dan Tuan Putri Mawardhika yang sedang terluka parah untuk segera mendapatkan pertolongan medis, sementara Presiden GeTistar Tuan rendy Andiwi sibuk menahan pendarahan dari lengan kanannya yang terputus.
Ini untuk pertama kalinya Presiden dari kedua Raster yang saling berselisih bertemu dan berhadapan dimedan pertempuran setelah seluruh panglima militer kedua kubu satupersatu menelan kekalahan sejak perang GeRozha Pertama bergejolak.
Pertarungan kedua punggawa raster terus berlanjut dan semakin memanas, walau hanya mengandalkan kekuatan tangan kirinya Presiden GeTistar terus berusaha mengimbangi serangan senjata pusaka Khawali milik Presiden GeBumi.
10 menit berlalu, kedua Presiden yang bertarung mulai kehabisan power dan mencapai titik lelahnya, keanehan tiba-tiba muncul diraut wajah Presiden GeTistar, perlahan wajahnya mulai membiru dengan urat-urat leher yang menegang, pandangannya mulai buram hingga keseimbangannyapun perlahan menurun.
Mungkinkah ini dampak dari sabetan pusaka Khawali milik Presiden GeBumi Tuan Asrul Gunawan?
Legenda Pusaka “Khawali” Milik Presiden GeBumi.
Ribuan tahun yang lalu saat manusia belum mengenal sistem kerajaan, di tanah agung atau yang saat ini disebut tanah Kerajaan Botton terdapat satu pohon suci berukuran raksasa yang telah lama dijadikan pusat pemujaan mahluk abstrak oleh penduduk kala itu. Para penduduk menyebutnya dengan nama “King Jabril” mahluk abstrak yang diyakini berkuasa atas daratan dibumi.
Pohon suci ini disebut pohon Shumpajang atau pohon tempat sesembahan. Dalam setiap rituanya para penduduk diharuskan mengorbankan 3 bayi laki-laki sebagai hadiah untuk para mahluk abstark dibawah pimpinan King Jabril dengan cara dikubur hidup-hidup. Seluruh penduduk mempercayai bahwa ketiga bayi laki-laki sesembahan mereka akan memberi kemakmuran dan kejayaan kepada seluruh penduduk.
Singkat cerita... Ritual ini telah berlangsung selama ribuan tahun, hingga akhirnya masyarakan mulai menyadari bahwa prilaku atau kepercayaan yang mereka yakini saat itu sangat bertentangan dengan prilaku manusia semestinya. Tidak ada lagi sesembahan bayi laki-laki setiap tahunnya, bahkan para penduduk berencana ingin menebang pohon shumpajang agar tidak adalagi ritual-ritual yang membuat penduduk percaya dengan kekuatan mahluk abstrak.
Para penduduk akhirnya berbondong-bondong menebang pohon shumpajang dan menghentikan semua ritual-ritual pemujaan terhadap mahluk-mahluk abstrak. Tiga bulan berlalu, keanehan mulai terasa, penyakit menular mulai menghantui para penduduk, pertanian dan perkebunan serentak gagal panen, banjir dan longsor menjadi ancaman yang kini menjadi kenyataan.
Penduduk mulai dilanda kekeringan, paceklik, kelaparan dan hidup dalam ketidak berdayaan. Meski telah ditebang, pohon shumpajang justru mulai tumbuh dengan daun yang sangat lebat lengkap dengan buah-buah segarnya. Penduduk tanah agung mulai kehabisan akal dan larut dalam keputus asaan, imbas dari kekeringan yang berlangsung secara terus-menerus.
Akhirnya para penduduk sepakat untuk memakan buah pohon shumpajang untuk sekedar bertahan hidup. Namun anehnya, seluruh penduduk yang telah memakan buah pohon shumpajang mendadak kulitnya ditumbuhi bulu lebat dengan wajah menjadi mirip kera.
Penyesalan seketika menyelimuti wajah para penduduk yang telah berubah menjadi manusia kera, mereka kembali berdoa dan meminta ke King Jabril, agar diampuni dan kembali menjadi manusia normal.
Dari pohon suci, suara lantang King Jabril seketika memecah keheningan...
“Wahai para manusia berdosa, selama ini hidup kalian hanya bergantung padaku,
“Kemalasan dan keangkuhan telah membutakan mata hati kalian,
“Maka dari itu, untuk menebus kesalahan yang telah kalian perbuat,
“Kutitipkan sebuah senjata pusaka untuk kalian gunakan dalam hal kebaikan,
“Maka kelak kutukan Manusia Kera dariku akan berakhir,
“Ketahuilah... Tak ada yang dapat merubah nasib/keadaan, selain diri kalian sendiri... Ujar King Jabril meyakinkan.
Sesaat setelah suara King Jabril perlahan menghilang, Seketika langit berubah gelap, satu hantaman petir menyambar, mengenai tengah-tengah batang pohon shumpajang hingga terbelah menjadi dua bagian. Ditengah-tengah pohon shumpajang yang terbelah terlihat Sepasang Pusaka yang memancarkan cahaya putih. Berdasarkan instruksi dari King Jabril, penduduk akhirnya sepakat untuk menggunakan sepasang pusaka itu dalam hal kebaikan dan menjadikannya sebagai simbol kebangkitan dan kejayaan bagi ummat manusia.
Para penduduk menyebutnya “Khawali” atau ibu dari seluruh pusaka. Dan sejak saat itu sampai dinasti kerajaan terbentuk, Khawali diyakini sebagai pusaka pertama didunia dan telah diturunkan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
“Khawali yang asli terbuat dari inti batang pohon shumpajang yang telah berusia ribuan tahun. Khawali memiliki kekuatan mamosho lebih kuat dari senjata apapun didunia, “Mamosho” adalah tingkat racun yang dihasilkan ketika mengenai targetnya. Berbeda dengan “Mawusho” yang dimili oleh pedang legenda GeTistar Jenderal Dhandy yang lebih ke tingkat kerusakan targetnya.”
Presiden GeTistar Tuan Rendy Andiwi Terluka Parah
Kembali ke medan pertempuran...
Pertarungan kedua Presiden akhirnya measuki babak akhir saat Presiden GeTistar Tuan Rendy Andiwi mulai kehilangan keseimbangan dan jatuh tersungkur dimedan pertempuran akibat dari racun Khawali (mamosho) yang telah menjalar ke seluruh ketubuhnya.
Meski demikian, bisa dikata Tuan Rendy Andiwi sangat beruntung karena racun yang menjalar ditubuhnya tidak sampai membuat seluruh anggota tubuhnya mati total, hal ini dikarenakan sel-sel darah keturunan GeTistar berbeda dengan darah manusia keturunan Bumi yang memiliki antibodi lebih kuat.
Presiden GeBumi akhirnya memerintahkan penangkapan dan penahanan ke seluruh penduduk GeTistar, sementara Tuan Rendy Andiwi akan dieksekusi mati didepan umum sebagai simbol kekalahan dan hukuman terhadap segala macam bentuk pemberontakan.
Fakta Mengejutkan Presiden GeTistar
Puluhan ribu penduduk GeTistar akhirnya dijebloskan ke penjara Tendritha. Proses penahanan juga berlangsung sangat dramatis dan mengharukan, ribuan anak-anak dibawah usia 6 tahun akan dijadikan persembahan untuk Dark Jhail mahluk raksasa penjaga penjara Tendritha. Sementara untuk yang telah berusia lanjut semuanya dikubur hidup-hidup tanpa belas kasihan.
Disisi lain... Muzfa GeRozha dan ke 12 anak siluman lainnya masih terlibat pertempuran dakhsyat dengan prajurit militer GeBumi. Muzfa GeRozha berada pada posisi dilanda dilema karena harus bertempur melawan pasukan militer GeBumi yang juga masih garis keturunan dari ibu kandungnya.
Anak-anak gerozha adalah keturunan dari persilangan Raster GeBumi dan Getistar, bahkan banyak yang tidak mengetahui kalau ternyata Muzfa GeRozha adalah Anak dari hubungan gelap Presiden GeTistar Tuan Rendy Andiwi dengan salah seorang Ratu Keturunan Kerajaan Botton saudara kembar dari Ratu Syahrini Permaisuri Utama Kerajaan Botton 36 yang juga Ibunda dari Presiden GeBumi ketiga Tuan Asrul Gunawan.
Cinta Yang Bersemi Antara Tuan Rendy Andiwi Dan Ratu Syahrina
Tuan Rendy Andiwi adalah Presiden GeTistar ke 58, beliau diangkat mengisi posisi Kepresidenan saat berusia 13 tahun, dan saat itu Ratu Syahrina mengisi posisi penting sebagai Penasehat Kerajaan Botton 36.
Pertemuan pertama mereka bermuara cinta saat sang Ratu bersama rombongan kenegaraan menghadiri pelantikan presiden GeTistar ke 58 Tuan Rendy Andiwi, namun karena perbedaan raster antara keduanya, akhirnya kedua insan yang dimabuk asmara ini memilih menjalin hubungan gelap diluar sepengetahuan orang-orang baik pihak Kerajaan Botton maupun GeTistar.
Ratu Syahrina adalah kakak/saudara kembar Ratu Syahrini Permaisuri Raja Botton ke 36, Syahrina dan Syahrini adalah tuan putri dari Kerajaan Bunae Kerajaan sekutu yang memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Kerajaan Botton. Putri Syahrini dipinang oleh Raja Botton ke 36 sebagai Permaisuri kerajaan, sementara Syahrina kakak kembarnya diangkat menjadi penasehat Kerajaan Botton dan menjadi Ratu di salahsatu kerajaan bagian di Negeri Botton.
Hubungan gelap keduanya terbongkar saat Ratu Syahrina mengandung anak dari buah cinta terselubungnya dengan Presiden Getistar Tuan Rendy Andiwi. Karena dianggap melanggar aturan Perjanjian Ikrar Tinabu Poin Pertama maka Presiden GeBumi ke 49 mengecam keras dan menganggap Pihak kerajaan Botton dan GeTistar telah bersekongkol melegalkan perkawinan dua raster terlarang ini.
Hingga akhirnya Presiden GeBumi menyatakan Perang terhadap Pihak Kerajaan Botton di tahun 9001 dan mengeluarkan aturan baru tentang Penghapusan sistem kerajaan dan merevisi Perjanjian Ikrar Tinabu Poin Ke Tiga tentang Pemerataan Raster Gebumi. Hingga akhirnya Ratu Syahrina dan Permaisuri Syahrini ditangkap dan dijebloskan ke Penjara Tendritha, sementara Muzfa GeRozha diasuh oleh Ayahnya Tuan Rendy Andiwi yang saat itu telah menjabat sebagai Presiden GeTistar ke 58.
Perang antara Aliansi Kerajaan Botton dan Presiden GeBumi akhirnya melahirkan sejarah baru, dimana sistem Pemerintahan GeBumi yang telah bertahan hingga 49 generasi lamanya telah diganti dengan sistem Neo Republika dan mengangkat Raja Botton Sebagai Presiden Kedua GeBumi.
Pertanyaannya mengapa bukan sebagai Presiden GeBumi Pertama? Siapa sebenarnya presiden Neo GeBumi Pertama? Nanti kita jabarkan di part berikutnya.
Perseteruan Pemimpin Kedua Raster
Jadi dapat ditarik benang merah, bahwa perseteruan yang berlangsung selama 13 tahunantara ke dua raster dipicu oleh:
- Hubungan cinta terselubung antara Presiden GeTistar dengan Ratu Syahrina Kakak Kandung (kembar) Permaisuri Syahrini Kerajaan Botton 36.
- Muzfa GeRozha adalah buah dari hasil pernikahan suri antara Presiden GeTistar Rendy Andiwi dengan Ratu Syahrina yang saat itu menjabat sebagai penasehat kerajaan Botton 36 dan memimpin kerajaan bagian di Negeri Botton.
- Keberadaan Muzfa GeRozha ditentang oleh Pemerintahan GeBumi yang lama, namun setelah perang dinasti penghapusan kerajaan 9001, Muzfa GeRozha mulai diterima oleh beberapa keluarga Kerajaan kecuali anak kedua dan ketiga Kerajaan Botton Tuan Asrul Gunawan dan Jenderal Rhemond.
- Tuan Asrul Gunawan dan Jenderal Rhemond memiliki pandangan lain yang berbeda dengan ayahnya Raja Botton 36 yang saat itu juga menjabat sebagai Presiden GeBumi kedua pasca perang dinasti penghapusan sistem kerajaan, mereka berdua menganggap bahwa keberadaan Penduduk GeTistar yang mendiami Bumi selama ini mengancam ketentraman yang ada dibumi, terbukti dengan konflik berkepanjangan yang telah berlangsung 13 tahun lamanya.
- Secara silsilah, Muzfa GeRozha adalah anak dari Ratu Syahrina sementara Tuan Asrul Gunawan Presiden GeTistar adalah anak kedua dari Permaisuri Syahrini saudara kembar Ratu Syahrina. Berarti Muzfa GeRozha dan Tuan Asrul Gunawan adalah sepupu dua kali,.
Kembali ke medan perang.. Korban dari kubuh pasukan militer GeBumi semakin bertambah hingga mulai menarik perhatian Presiden GeBumi Tuan Asrul Gunawan untuk terjun ke medan pertempuran dan berhadapan langsung dengan Muzfa GeRozha.
Walau mereka terikat hubungan keluarga, namun kebencian Tuan Asrul Gunawan kepada Penduduk GeTistar tidak serta merta memudar, Baik Tuan Asrul Gunawan dan Jenderal Rhemond mereka berdua bertekat menghabisi seluruh keturunan Getistar baik yang murni maupun yang belasteran (GeRozha).
Ledakan-ledakan terus terdengar dari bola-bola api Muzfa GeRozha dan ke 12 Rekannya, sementara hujaman rudal-rudal pemburu militer GeBumi terus berhamburan menepis dahsyatnya serangan beruntun anak-anak GeRozha. Hingga semuany berubah hening saat Presiden GeBumi Tuan Asrul Gunawan kembali memasuki medan pertempuran.
Hanya sekali hentakan saja... Dan...Zetttt..!!! Senjata pusaka Khawali milik Presiden GeBumi Tuan Asrul Gunawan dengan secepat kilat telah mendarat mulus tepat didada kanan Muzfa GeRozha, ke 12 rekannya yang berusaha membantu akhirnya juga harus tumbang setelah dihadiahi tusukan dari Khawali milik Tuan Asrul Gunawan.
Muzfa Gerozha dan ke 12 rekannya kemudian dijebloskan ke penjara Tendritha bersama Ayahnya Tuan Rendy Andiwi yang lebih dulu tumbang setelah tangannya terputus oleh tebasan Khawali Tuan Asrul Gunawan.
Eksekusi Mati Presiden GeTistar Dan Muzfa GeRozha
Setelah semuanya digiring kepenjara Tendritha, tanpa menunda-nunda, Presiden Ge Bumi Tuan Asrul Gunawan menggelar eksekusi mati terhadap Presiden GeTistar Tuan Rendy Andiwi bersama Anaknya Muzfa GeRozha dan ke 12 rekannya yang juga keturunan GeRozha.
Seluruh penduduk Getistar yang telah dijebloskan ke Penjara Tendritha dikumpulkan dihalaman penjara untuk menyaksikan eksekusi mati pemimpinnya, eksekusi ini sengaja dilakukan didepan para penduduk GeTistar agar mereka tahu bahwa mereka semua tidak pantas mendiami Bumi.
Eksekusi akhirnya dimulai, ke 12 anak Gerozha menjadi pembuka tontonan yang mengerikan ini, ke 12 algojo telah bersiap dengan pedang raksasanya, hukuman penggal gelombang pertama akhirnya berlangsung sangat dramatis. Muzfa GeRozha yang menyaksikan ke 12 rekannya yang meregang nyawa takkuasa menahan deraian air matanya, tak ada satu katapun yang terucap dari bibir tipisnya yang bergetar selain mengutuk kekejaman yang dilakukan Presiden GeBumi.
Eksekusi terus berlangsung, kini giliran Presiden GeTistar Ayah Muzfa GeRozha Tuan rendy Andiwi. Algojo terkuat disiapkan untuk memenggal kepala Tuan Rendy Andiwi, jeritan-jeritan tangis histeris seluruh penduduk GeTistar seketika bergemuru menghiasi keheningan penjara Tendritha.
Algojo akhirnya mengangkat pedangnya, pertanda siap penggal...!!!
Namun kejadian aneh kembali terjadi, dinding-dinding penjara terndritha tiba-tiba bergetar, dan dari langit terlihat benda aneh menyerupai piringan cakram sedang menuju ke arah penjara Tendritha.
Munculnya Fadri DeJoker Raja Penyihir Biru
Kejadian ini menimbulkan kegaduhan hingga kepanikan baik dari para tahanan Penjara Tendritha maupun para pasukan militer GeBumi yang ikut mengawal proses eksekusi.
“OVU” adalah pesawat luar angkasa yang bentuknya menyerupai piringan cakram, umumnya pesawat OVU berukuran 50mx50m dengan tinggi badan pesawat berkisar 10m. Mahluk luar angkasa menggunakan pesawat ini untuk perjalanan lintas planet karena bentuknya yang slim dan mempunyai kecepatan jelajah setara dengan kecepatan cahaya. Bahkan untuk OVU kategori super speed, kecepatannya bisa puluhan kali lipat lebih cepat dari cahaya.”
Dari kejauhan mula-mulanya hanya terlihat satu pesawat OVU, namun setelah beberapa detik dan perlahan mendekat, ternyata jumblahnya ada ratusan pesawat. Merasa ada yang ganjal, Presiden GeBumi Tuan Asrul Gunawan memerintahkan siaga militer untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Mungkinkah kedatangan ratusan pesawat OVU adalah invasi dari mahluk luar angkasa?
Masih dalam suasana kepanikan, tiba-tiba terlihat kilatan-kilatan cahaya berterbangan dan berhamburan ke areah Penjara Tendritha, dannn...Boommm..!!! Ledakan dakhsyat seketika meluluh lantakkan bangunan kokoh penjara tendritha...
Serangan balasan coba dilakukan oleh Pasukan Muliter GeBumi, namun sayangnya, karena kurang siap, perlawanan merekapun menjadi sia-sia. Hanya dalam hitungan menit, penjara tendritha mampu dikuasai para Mahluk Luar angkasa.
Seluruh Pesawat OVU mendarat tepat di lapangan Penjara Tendritha, tepat dilokasi eksekusi Presiden GeTistar dan Anak-anak GeRozha. dari pintu pesawat OVU yang perlahan mulai terbuka, terlihat sosok mahluk luar angkasa berjubah biru dengan mengenakan penutup kepala model krucut mirip seorang penyihir. Dan benar saja, ternyata sosok mahluk luar angkasa itu berasal dari Planet Pera-pera, planet yang terkenal dengan penyihir-penyihir yang hebat.
Dengan santainya, Pimpinan Penyihir itu kemudian berjalan mendekati Presiden GeTistar dan Muzfa Gerozha yang barusaja akan hendak dieksekusi mati. Tanpa banyak basa-basi, sambil tersenyum, penyihir itu kemudian memperkenalkan dirinya..
“Saya,, Fadri DeJoker...”
“Raja Penyihir Biru dari Planet Pera-Pera...”
“Tujuan saya datang kesini untuk...............???
BERSAMBUNG
- Apa sebenarnya tujuan Raja Penyihir Biru datang ke Bumi?
- Bagaimana nasib Presiden GeTistar Tuan Rendy Andiwi dan Muzfa GeRozha yang gagal dieksekusi?
- Akankah Presiden GeBumi Tuan Asrul Gunawan tinggal diam?
- Seperti apa kelanjutannya... Nantikan keseruannya hanya di Story of Muzfa GeRozha Part 7 Minggu depan.. ^^